Anjloknya Ekonomi RI -5,32%, Paling Ambyar Pasca Soeharto Lengser 8ukaSindonews
paling ambyar sejak Soeharto lengser pasca reformasi 1999 lalu. Padahal sejauh ini data menunjukkan bahwa Triwulan II-2020 umumnya merupakan puncak dari pertumbuhan ekonomi secara kuartalan.
"Kali ini ceritanya berbeda, justru Triwulan II-2020 menjadi triwulan tanpa pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad saat diskusi online di Jakarta, Kamis .Menurut dia, Pandemi Covid-19 mengonfirmasi rapuhnya strategi dan kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah selama menangani krisis.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ekonomi RI Minus 5,32%, IHSG Langsung MenukikEkonomi RI minus. BPS mencatat realisasi pertumbuhan kuartal II 2020 minus 5,32%. Capaian ini langsung direspons negatif oleh pasar saham. EkonomiRI via detikfinance
Baca lebih lajut »
Corona, Ekonomi RI Minus 5,32 Persen pada Kuartal II 2020BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen pada kuartal II 2020 kemarin. Pertumbuhan makin mendekatkan RI ke jurang resesi.
Baca lebih lajut »
Ekonomi RI Kuartal II-2020 Minus 5,32%Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 minus 5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. DataBPS via detikfinance
Baca lebih lajut »
Rupiah Tiba-tiba Lesu saat Pengumuman Ekonomi RI Minus 5,32%Pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2020 terkontraksi -5,32%. Setelah diumumkan, nilai tukar rupiah yang tadi pagi menguat berbalik arah ke zona merah. EkonomiRI via detikfinance
Baca lebih lajut »
Ekonomi Minus 5,32 Persen, Peluang RI Resesi Makin TerbukaSebagian lembaga riset ekonomi nasional memperkirakan Indonesia semakin berpeluang masuk ke jurang resesi.
Baca lebih lajut »
Melihat Biang Kerok Ekonomi RI Bisa Minus 5,32 PersenBPS mencatat pertumbuhan RI bisa minus 5,32 persen pada kuartal II 2020 karena semua komponen penopang, salah satunya belanja masyarakat turun akibat corona.
Baca lebih lajut »