Tingginya angka stunting di Indonesia karena konsumsi protein per kapita di Indonesia belum mencapai standar, dan cukup rendah untuk protein hewani.
Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Kesehatan mencatat angka stunting di Indonesia masih tinggi mencapai 24,4%. Rendahnya konsumsi protein hewani yang berasal dari produk susu, daging, telur dan ikan menjadi salah satu penyebab masih tingginya angka stunting tersebut.
Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Ni Made Diah mengungkapkan, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2022, konsumsi protein per kapita di Indonesia belum mencapai standar, dan cukup rendah untuk protein hewani. Advertisement “Dari data Susenas 2022, konsumsi protein standarnya adalah 62 gram, tetapi di kuintil pengeluaran 1, 2, dan 3 ini masih di bawah standar. Di kuintil pengeluaran 4 dan 5, walaupun sudah di atas standar, tetapi secara keseluruhan dari total konsumsi protein, protein ikan, daging, telur dan susu cukup rendah dibandingkan total konsumsi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Turunkan Stunting, Pemkot Palembang Intensifkan Kerja TPPSPEMERINTAH Kota Palembang, Sumsel terus menggencarkan kegiatan untuk menurunkan angka stunting. Sesuai dengan target pusat, Pemkot Palembang pun menargetkan angka stunting bisa turun hingga 14 persen.
Baca lebih lajut »
Tekan Angka Stunting, Pemkab Manggarai Jadikan Sorgum sebagai Makanan TambahanSebanyak 5,6 hektar lahan disediakan tujuh desa di Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, untuk pengembangan sorgum.
Baca lebih lajut »
Angka Stunting dan Kemiskinan di Ciamis Diklaim Turun |Republika OnlinePenurunan angka tersebut tidak lepas dari kerja sama dan sinergitas lintas sektor.
Baca lebih lajut »
Wali Kota Medan Minta Penanganan Stunting tidak Monoton |Republika OnlinePersoalan stunting hingga kini masih ada di ibu kota Provinsi Sumatra Utara.
Baca lebih lajut »
Ada Transaksi Digital, Pembayaran Berbasis Kartu ATM Masih TinggiPembayaran berbasis kartu ATM/debit yang masih diminati, meskipun angka transaksi digital terus naik.
Baca lebih lajut »