RADARSEMARANG.ID, Ungaran – Angka kemiskinan di Kabupaten Semarang tercatat masih di angka tujuh persen. Hal itu terlihat dari hasil Regsosek yang dilakukan Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. Salah satu pemicu tingginya kemiskinan karena pandemi Covid-19. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
“Kabupaten Semarang banyak tempat hiburan, pabrik industri. Tapi yang menjadi PR adalah angka pengangguran,” jelasnya.
Selain itu, kebanyakan warga miskin orangtua tunggal yang lanjut usia. Salah satu indikasi miskin dari tempat tinggal tidak layak, hingga tak bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri. “Registrasi sosial ekonomi merupakan upaya pembaruan basis data perlindungan sosial,” tambahnya. Bupati Semarang Ngesti Nugraha meminta jangan sampai ada kepentingan sepihak yang mempengaruhi data yang akan ditetapkan. Data hasil Regsosek di tingkat desa harus benar-benar dicermati
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jadi Lincah, Jabatan Pelaksana ASN dari 3.414 Klasifikasi Menciut Jadi Cuma 3 KlasifikasiASN dulu sibuk dengan pengisian angka kredit dan pengajuan DUPAK (Daftar Usul Penetapan Angka Kredit).
Baca lebih lajut »
Penting Diantisipasi, Ini Penyebab Banyak Jemaah Indonesia Meninggal Usai Puncak HajiBerdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka kematian jemaah haji Indonesia masih relatif tinggi dibanding negara lain.
Baca lebih lajut »
Dikasih Harga Murah, Serapan Gas Industri Masih LesuTujuh sektor industri masih lesu menyerap gas meskipun telah diberikan harga gas murah oleh pemerintah.
Baca lebih lajut »
THR ASN Pemkot Surabaya Cair Pekan Ini, Honorer Harap BersabarTHR untuk ASN Pemkot Surabaya masih dihitung, sedangkan untuk tenaga honorer masih diupayakan.
Baca lebih lajut »
Heru Budi: Jakarta Jadi Kota Global Usai Tak Lagi Sandang Status Ibu Kota NegaraHeru Budi Hartono: Jakarta berencana menjadi kota global setelah Ibu Kota Negara pindah ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Baca lebih lajut »
Mandeknya Sektor Properti Dapat Picu Kemiskinan hingga 47 Juta Orang di RIKajian LPEM FEB Universitas Indonesia menyebut jika sektor properti berhenti beraktivitas, tingkat kemiskinan di Indonesia bakal meningkat menjadi 17,37 persen.
Baca lebih lajut »