Pemerasan seksual di Internet semakin membahayakan dalam beberapa tahun terakhir. Pelaku pemerasan seksual terhadap anak di dunia daring mendekati calon korban dengan berbagai janji dan pemberian barang. korantempodigital KoranTempo
JAKARTA – Semenjani, seorang admin akun alter base–akun yang menampilkan sisi lain pengguna dan merahasiakan identitas—di Twitter mengaku seorang kawannya pernah menjadi korban predator seks dan pemerasan seksual di Internet . Kawannya itu merupakan anak di bawah umur. Bocah itu berkenalan dengan pelaku di media sosial melalui akun base.
W251bGwsIjIwMjEtMDUtMzEgMTM6MTA6MTAiXQAkun alter base merupakan akun untuk berjejaring di Twitter. Akun ini “memfasilitasi” remaja untuk mencari teman bercerita, pasangan, hingga partner untuk aktivitas seksual. Menurut perempuan berusia 21 tahun ini, kebanyakan pengguna akun alter base berusia 18-21 tahun. Tapi ada pula pengguna yang berusia 15-16 tahun.
Adapun penegak hukum di Filipina bersama beberapa organisasi sipil melaporkan adanya peningkatan kasus eksploitasi seksual daring yang mengincar anak-anak. Sejak 2011 hingga Mei 2021, sebanyak 793 anak di Filipina yang menjadi korban perdagangan seks daring berhasil diselamatkan. Sekitar 50 persen dari korban berumur 12 tahun ke bawah. Terdapat 57 persen korban diperdagangkan oleh orang tua mereka atau keluarga hingga teman-teman dekat anggota keluarga sang korban.
Rita menyebutkan KPAI pernah menangani kasus kejahatan seks daring dengan pelaku berada di dalam lembaga pemasyarakatan. Caranya, kata dia, pelaku membuat akun media sosial memakai foto guru dari suatu sekolah. Lalu pelaku mulai mengikuti akun media sosial murid yang menjadi incarannya. Selain itu, terdapat pula kasus anak diiming-imingi pekerjaan, tapi anak tersebut justru dilacurkan oleh pelaku. “Paling muda korban kasusnya umur 12 tahun. Mayoritas korban masih bersekolah sekitar 60 persen,” kata komisioner KPAI, Retno Listyarti.
Survei KPAI tentang pemenuhan hak dan perlindungan anak selama masa pandemi Covid-19 pada Juni 2020 menemukan sekitar 2 persen dari total 25.164 responden anak mengaku pernah diminta mengirim foto tidak sopan kepada pihak lain. Sebanyak 1 persen anak lainnya mengaku pernah diminta membuat dan mengirimkan video tidak sopan. Angka 3 persen jumlah responden anak yang mengalami kekerasan di dunia siber ini merupakan fenomena gunung es. Sebab, jumlahnya mencapai sekitar 750 anak dari total 25.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Gelombang Solidaritas Pegawai KPK Menguat - Nasional - koran.tempo.coSolidaritas pegawai yang menginginkan penundaan pelantikan 1.271 pegawai KPK menjadi ASN terus menguat. Hingga kemarin, dukungan telah mencapai 693 orang. Jumlah ini melonjak dari 570 dukungan pada sehari sebelumnya. korantempodigital KoranTempo
Baca lebih lajut »
BRIN Tak Wajibkan Pemerintah Daerah Bentuk BRIDA - Info Tempo - koran.tempo.coPresiden Joko Widodo memberikan arahan terkait pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) oleh Pemda. KoranTempo
Baca lebih lajut »
12th SATU Indonesia Awards 2021 - Info Tempo - koran.tempo.co
Baca lebih lajut »
Menteri Johnny: Operator Siapkan Peta Jalan Infrastruktur 5G - Info Tempo - koran.tempo.coPemberian lisensi penyelenggaraan 5G kepada Telkomsel diharapkan memberikan efek berganda atau multiplier effect kepada perekonomian nasional. KoranTempo
Baca lebih lajut »
Hari Lahir pancasila - Iklan Baris - koran.tempo.coSelamat Hari Lahir Pancasila KoranTempo
Baca lebih lajut »