Penipuan online semakin marak di era digital, dengan ribuan warga negara Indonesia menjadi korban. Modus penipuan terus berkembang, mulai dari aplikasi palsu hingga phishing. Kurangnya kesadaran masyarakat dan modus yang semakin canggih menjadi penyebab utama maraknya penipuan online.
Era digital yang semakin maju, kemudahan akses informasi dan transaksi online memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Namun, di balik kemudahan tersebut, ancaman penipuan online semakin marak dan menjadi salah satu masalah serius yang harus dihadapi. Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha menyatakan bahwa sebanyak 5.
111 warga negara Indonesia (WNI) tercatat terlibat dalam kasus penipuan online atau online scam dari tahun 2020 hingga November 2024. Menurut Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya, modus penipuan online yang paling sering terjadi sepanjang 2024 adalah melalui APK. Tujuan utama modus ini adalah untuk mengakses SMS korban, yang umumnya berisi kode OTP untuk mobile banking atau akun media sosial seperti WhatsApp. 'Jika SMS OTP yang berhasil diambil adalah mobile banking, maka akun mobile banking yang akan diambil ahli. Kalau tidak memiliki akun mobile banking, maka biasanya yang diambil adalah OTP untuk mengambil ahli akun media sosial, salah satu akun WhatsApp. Jadi penipuannya macam-macam, bisa APK surat tilang, bisa APK undangan pernikahan, APK kurir online, tapi semuanya bermuara ke satu itu,' kata Alfons saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (3/1/2025). Selain modus penipuan yang disebutkan di atas, penipuan online dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti phishing (pencurian data pribadi), penipuan berkedok investasi, penipuan melalui platform e-commerce, hingga penipuan dengan modus hadiah atau undian palsu. Pelaku memanfaatkan kelengahan korban serta minimnya pemahaman tentang keamanan digital. Mengapa Penipuan Online Terus Terjadi? Kurangnya Kesadaran Masyarakat: Banyak orang masih kurang memahami risiko dari membagikan informasi pribadi secara sembarangan di internet. Modus yang Semakin Canggih: Penipu terus mengembangkan cara baru untuk mengelabui korba
Penipuan Online Era Digital Keamanan Siber Modus Penipuan Kesadaran Masyarakat
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Marak Penipuan Digital, Pelaku Bisnis Online Perlu Tingkatkan KewaspadaanSebagai mitra bisnis online, penting untuk meningkatkan kewaspadaan guna menghindari potensi kerugian akibat tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab.
Baca lebih lajut »
Meta: Penipuan Selama Musim Belanja Liburan Kian MarakMeta, pemilik platform Facebook, WhatsApp, dan Instagram, melaporkan telah menghapus lebih dari dua juta akun yang terkait dengan jaringan penipuan di Kamboja, Myanmar, Laos, Uni Emirat Arab, dan Filipina sepanjang tahun ini.
Baca lebih lajut »
Penipuan Berkedok Baim Wong Masih Marak, Kini Berani Video Call Pegawai KejaksaanPenipuan dengan mencatut nama Baim Wong masih marak dan banyak memakan korban.
Baca lebih lajut »
Penipuan Pinjol Marak: Waspadai Modus Baru dan Cara MenghindarinyaPenipuan dalam layanan pinjaman online (pinjol) semakin marak dengan modus yang beragam. Korban bisa jadi orang yang bahkan tidak pernah mengajukan pinjaman. Modus penipuan meliputi tagihan palsu dan ancaman penyebaran data pribadi. Masyarakat perlu lebih waspada dan memahami cara menghindari serta menangani modus-modus ini. Kebocoran data pribadi menjadi ancaman terbesar, sehingga orang bisa menerima tagihan atau intimidasi meski tidak pernah pinjol.
Baca lebih lajut »
Penipuan! Kalau Ada Telepon dari Nomor Ini, Jangan Kontak BalikPenipuan Wangiri masih marak terjadi, waspada jika ditelepon
Baca lebih lajut »
Sekuritas Gadungan Gentayangan, Dana Rp 20 Miliar Milik 70 Orang AmblasPenipuan investasi saham dengan meniru perusahaan sekuritas di grup pesan dan aplikasi bodong kian marak.
Baca lebih lajut »