Tidak hanya orang dewasa, gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder (OCD) juga bisa dialami oleh anak-anak.
- Tidak hanya orang dewasa, gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder juga bisa dialami oleh anak-anak. Pada dasarnya, OCD pada anak memiliki gejala yang sama dengan orang dewasa.
OCD merupakan gangguan psikologis yang menyebabkan penderitanya terobsesi akan sesuatu dan melakukan kegiatan yang berulang-ulang. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, serta ketidaknyamanan yang ada pada diri sendiri. Seorang anak yang mengalami OCD memiliki pikiran obsesif yang sulit dikontrol. Anak akhirnya menggunakan ritual kompulsif untuk mengendalikan ketakutan, seperti mencuci tangan secara berlebihan.Perilaku kompulsif adalah ritual berulang yang digunakan untuk meredakan kecemasan. Bentuknya bisa berupa:Memeriksa ulang berkali-kali, seperti memastikan pintu terkunci
Mengikuti aturan tata tertib yang tegas, seperti mengenakan pakaian dengan urutan yang sama setiap hariMengulangi kata-kata yang diucapkan oleh diri sendiri atau orang lainMengulangi suara, kata, angka, atau musik untuk diri sendiriKetika seorang anak menderita OCD, pikiran obsesif dan ritual kompulsif bisa menjadi sangat sering dan kuat. Hal tersebut dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan perkembangan mereka.
c. Memiliki keterikatan yang berlebihan. Misalnya, mereka tidak mau menginap di rumah sepupunya karena mereka takut hal buruk terjadi dengan orang tuanya.Seorang anak dengan OCD biasanya juga khawatir bahwa mereka telah menyakiti orang lain.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tips Pilih Sekolah Untuk Anak Autis, Tidak Harus Selalu Masuk SLBAnak autis pun bisa saja didaftarkan ke sekolah reguler gabung dengan anak-anak normal.
Baca lebih lajut »
7 Potret Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Umrah Sambil Momong Anak, Menantang BangetUmrah bersama dengan dua anak yang masih kecil-kecil tentunya sulit.
Baca lebih lajut »
Manfaat Berteman bagi AnakMemilih teman memang menjadi hal yang perlu Anda perhatikan sebagai orang tua. Selektif dalam memilih teman dan lingkaran pergaulan juga sangat penting karena bisa menentukan sifat dan karakter anak. Manfaat pertama yang diperoleh anak saat berteman adalah bisa melancarkan komunikasi. Dengan menjalin pertemanan, maka anak akan sering berinteraksi mulai dari ngobrol, melatih menyampaikan sesuatu, berpendapat, berkomentar hingga mengkritik antar sesama teman. Jika anak Anda pendiam, maka bisa diarahkan untuk berteman. Meskipun tidak bisa langsung, hal ini bisa dilakukan dengan pendekatan pelan-pelan. Selain komunikasi anak menjadi lancar, berteman bisa melatih anak untuk berbagi. Dengan berteman, anak akan berlatih berbagi secara alami tanpa diatur oleh orang tua. Dimulai dari hal yang sederhana, misalnya berbagai makanan saat jam istirahat sekolah atau meminjamkan pensil di kelas. Hal ini tentu sangat bermanfaat untuk menumbuhkan karakter dan nilai kebaikan.
Baca lebih lajut »
Tips Ajarkan Anak Bisa Berteman dengan Anak Autis, Jangan DijauhiSebab, autisme memang menyebabkan seseorang alami gangguan interaksi serta punya fokus berlebihan terhadap sesuatu yang dia suka.
Baca lebih lajut »
4 Cara Sederhana Hidup Lebih Ramah Lingkungan Dimulai Dari Rumah, Anak-anak Juga Bisa Lakukan!Ketika momen Hari Bumi Dunia yang dirayakan setiap tanggal 22 April, kesadaran untuk mencintai lingkungan seolah ikut meningkat.
Baca lebih lajut »
Mengenal Penyakit Ain yang Bisa Menjangkiti Anak-Anak dan Doa PenangkalnyaPenyakit ain dapat mengganggu fisik maupun psikologis. Berikut adalah bacaan doa perlindungan bagi anak dari bahaya penyakit ini.
Baca lebih lajut »