Ketua Umum PBNU Alissa Wahid menegaskan bahwa warga Nahdlatul Ulama (NU) adalah contoh nyata toleransi di Indonesia. Nilai-nilai luhur seperti Tawasud, Tasamuh, Tawazun, I'tidal, dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar yang dihidupi NU menjadi bukti nyata toleransinya. Meski demikian, Alissa melihat Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa, belum sepenuhnya diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Ia mengajak agar nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman bagi seluruh masyarakat dan pemerintah dalam membuat kebijakan.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Alissa Wahid menegaskan bahwa nilai-nilai yang dihidupi di Nahdlatul Ulama adalah contoh nyata dari masyarakat yang paling toleran. Hal ini disampaikannya saat menjadi narasumber di acara Sarasehan Ulama di Hotel Sultan Jakarta, Selasa .
"Semua orang di Indonesia mengakui bahwa NU, orang NU adalah orang-orang yang paling toleran. Itu sudah pengakuan bersama, itu sudah dianggap sebagai realita," ujarnya.Namun, Alissa Wahid juga menyoroti kenyataan bahwa nilai-nilai Pancasila yang seharusnya menjadi landasan ideologi bangsa, masih belum sepenuhnya internalisasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, Alissa Wahid menekankan pentingnya upaya untuk mentransformasi nilai-nilai Pancasila menjadi nilai-nilai yang benar-benar dihidupi dan diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Serta menjadi panduan bagi pemerintah dan penyelenggara negara dalam membuat kebijakan.
NU TOLERANSI Pancasila ALISSA WAHID IDEOLOGI
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Alissa Wahid: Nilai-Nilai NU Telah Terkenal Toleran, Pancasila Perlu Lebih DihidupkanKetua PBNU Alissa Wahid menegaskan bahwa nilai-nilai di Nahdlatul Ulama (NU) telah menjadi contoh nyata masyarakat yang paling toleran. Hal ini ditunjukkan melalui penerapan nilai-nilai luhur seperti Tawasud, Tasamuh, Tawazun, I'tidal, dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Meskipun demikian, Alissa Wahid juga menyoroti perlunya internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia agar menjadi landasan ideologi bangsa yang kuat.
Baca lebih lajut »
Angka Nikah Siri di Indonesia Meningkat, Ini Kata Alissa WahidFenomena nikah siri di Indonesia meningkat, dipicu kurangnya pendidikan seks. Alissa Wahid tekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini.
Baca lebih lajut »
Alissa Wahid Kritik Tes Kehamilan di SMA: Bentuk Diskriminasi dan KetidakpercayaanAlissa Wahid menyoroti tindakan tes kehamilan yang dilakukan oleh SMA Sulthan Baruna di Cianjur sebagai bentuk diskriminasi dan ketidakpercayaan terhadap siswi perempuan. Ia menekankan pentingnya kepercayaan dalam lingkungan sekolah dan menyarankan pendekatan positif dalam membantu siswa menjaga diri.
Baca lebih lajut »
Alissa Wahid sesalkan terbitnya Pergub DKI soal poligamiPengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pemberian Izin ...
Baca lebih lajut »
Google Tampilkan Nilai Tukar Rupiah yang Salah, Bank Indonesia Koordinasi dengan Google IndonesiaGoogle menampilkan angka Rp8.170,65 per dolar AS ketika orang mencari nilai tukar USD ke IDR, padahal nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jauh lebih tinggi, yakni Rp16.312 per dolar AS pada tanggal 31 Januari 2025. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa mereka sedang berkoordinasi dengan Google Indonesia untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Baca lebih lajut »
Alkitab dalam Pelantikan Presiden AS: Simbol Tradisi dan Nilai-NilaiArtikel ini membahas penggunaan Alkitab dalam pelantikan Presiden AS, terutama dari segi sejarah dan makna simbolisnya. Disajikan contoh-contoh penggunaan Alkitab oleh berbagai presiden, serta dijelaskan pentingnya nilai-nilai agama dan tradisi dalam kehidupan publik.
Baca lebih lajut »