Militer Myanmar mengerahkan kendaraan lapis baja dan tentara.
REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Para pengunjuk rasa di Myanmar terus menuntut untuk pembebasan pemimpin sipil yang digulingkan Aung San Suu Kyi dan diakhirinya pemerintahan militer, Senin . Mereka tetap turun ke jalan meskipun pemerintah telah mengerahkan kendaraan lapis baja dan lebih banyak tentara di jalan-jalan.
Massa unjuk rasa terlihat lebih sedikit, meskipun tidak jelas apakah orang-orang diintimidasi oleh tentara atau kelelahan terjadi setelah 12 hari demonstrasi."Kami tidak dapat mengikuti protes setiap hari. Tapi kami tidak akan mundur," ujar salah seorang warga di Yangon. Lebih banyak tentara juga terlihat di jalan-jalan untuk membantu polisi, termasuk anggota Divisi Infanteri Cahaya ke-77. Pasukan ini dituduh melakukan kebrutalan dalam kampanye melawan pemberontak dan protes etnis minoritas di masa lalu.
"Orang-orang senang memiliki patroli keamanan dan pasukan keamanan akan melakukannya siang dan malam," kata tim informasi angkatan darat True News melaporkan pengerahan militer.