Stroke merupakan penyakit yang butuh penanganan dan pemeriksaan khusus.
Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta, dr. Mursyid Bustami, Sp.S , KIC, MARS mengatakan bahwa tidak ada tindakan penanganan yang dapat dilakukan masyarakat awam untuk pasien stroke.
Seorang remaja dilaporkan terkena stroke karena terlalu lama bermain PUBG. Ia mengalami gangguan trombosis dan pembekuan darah di otak. “Kalau terjadi gejala stroke, pergi ke UGD, mau tengah malam, pagi, subuh, siang ketika bekerja, segera. Kenapa? Karena semakin cepat ditangani, makin baik hasilnya.”
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jangan Anggap Ringan Gejala Stroke, Kenali dengan Metode FASTSTROKE dapat menyebabkan seseorang mengalami kecacatan sebagian bahkan seluruh tubuh. Karena itu, tindakan cepat dan sedini mungkin harus dilakukan untuk mencegah kecacatan terjadi, salah satunya dengan metode FAST (Face, Arm, Speech, Time).
Baca lebih lajut »
Begini Metode FAST, Cara Cepat Kenali Gejala StrokeMetode FAST (Face, Arm, Speech, and Time) diklaim sebagai cara paling cepat yang bisa dilakukan untuk mengenali gejala stroke. MetodeFAST
Baca lebih lajut »
Goa Berisi Emas di Deliserdang Banyak Didatangi, Ini Fakta dan Penjelasan Ahli GeologiDalam beberapa hari ini warga Kota Medan dihebohkan dengan viralnya video instagram soal goa yang berisi emas di Kawasan Wisata Goa Tao 8 Putri, Kecamatan STM Hulu,...
Baca lebih lajut »
Umar Kei Dirawat di RSPAD Hampir 2 Bulan karena Gejala Stroke, Bakal Jalani DSAKepala Lapas Cipinang mengatakan Umar Kei juga disebut punya masalah kelenjar di dengkulnya.
Baca lebih lajut »
Obligor BLBI Meninggal, Satgas Tetap Kejar Ahli Waris untuk Penuhi KewajibanSatgas akan terus mengejar para pewaris obligor BLBI untuk memenuhi kewajiban. TempoBisnis
Baca lebih lajut »
Terdampak Covid-19, Ratusan Ribu Pasien HIV, TB, dan Malaria Terancam MeninggalPandemi Covid-19 mengancam nyawa ratusan ribu pasien HIV, TB dan Malaria secara tidak langsung.
Baca lebih lajut »