Jepang akan melepas air radioaktif yang diolah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke laut Samudera Pasifik.
Bagikan Facebook Twitter WhatsApp Linkedin Telegram Tautan Tersalin A- A+ Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang akan melepas air radioaktif yang diolah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi ke laut, paling cepat Agustus, setelah menerima stempel persetujuan dari pengawas nuklir PBB.
Sebagai informasi, PLTN Fukushima Daiichi hancur akibat gempa bumi dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang pada 2011. Dengan dukungan IAEA, pada Selasa Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan berharap rencana yang sempat banyak diperdebatkan itu dapat diterima dengan baik secara domestik maupun internasional.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jepang Akan Buang Limbah PLTN Fukushima ke Laut, Indonesia Ikut Buka SuaraIndonesia berharap Jepang memastikan agar proses pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima dilakukan secara transparan.
Baca lebih lajut »
[POPULER GLOBAL] Kapal Titan Sebelum Meledak | RI Buka Suara Jepang Buang Limbah PLTNBerita kapal selam wisata Titanic, Titan diduga sempat mencoba naik sebelum meledak pada 18 Juni lalu memuncaki daftar Populer Global kali ini.
Baca lebih lajut »
Jepang Tunggu Putusan PBB soal Rencana Buang Limbah Nuklir FukushimaPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Jepang berencana melepaskan limbah atau air radioaktif ke laut selama 30 hingga 40 tahun ke depan.
Baca lebih lajut »
Saluran Listrik Cadangan PLTN Zaporzhzhia Dipasang KembaliPembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia telah disambungkan kembali ke satu-satunya saluran listrik cadangan.
Baca lebih lajut »
Pejabat Ukraina bahas kemungkinan skenario tentang PLTN ZaporizhzhiaPertemuan para pejabat tinggi Ukraina memutuskan untuk bertukar informasi antara pihak militer dan industri energi guna menganalisis, merencanakan, dan meramalkan kemungkinan peristiwa di PLTN Zaporizhzhia.
Baca lebih lajut »