Selama penerapan aturan jaga jarak banyak anak merasa tertekan. Selain mendapat tugas sekolah yang menumpuk, mereka kesal berhadapan dengan orang tua yang tak sesabar pengajar mereka di sekolah.
PANDEMI virus corona mengubah rutinitas pagi Aurora Sang Kinanthi, siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama 1 Dewi Kunti, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. Biasanya, setelah subuh, ia bersiap ke sekolah karena mesti mengikuti Manajemen Qalbu pada pukul 6 pagi. Namun kini Aurora tak perlu rapi sejak pagi. Yang penting, kata dia, pada pukul 7 pagi ia sudah mengisi presensi dengan mengunggah foto diri sedang belajar ke grup WhatsApp kelasnya.
Siaran yang ditonton Dwika adalah bagian dari program Belajar dari Rumah yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 13 April lalu. Program itu bisa diakses di RRI dan TVRI sejak pukul 8 pagi hingga 11 malam dengan pembagian jam tayang untuk jenjang pendidikan berbeda, dari pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah atas. Juga bagi orang tua dan guru.
Karena itu, pemerintah juga menjalankan program pembelajaran jarak jauh lewat saluran lain, dari Internet hingga aplikasi seperti Rumah Belajar yang sudah disosialisasi kepada para guru di daerah. Beragam program itu berdampingan dengan inisiatif lain yang muncul di masyarakat, misalnya yang digalakkan kelompok di daerah lewat radio komunitas. “Program TVRI harus dilengkapi moda belajar lain baik yang bersifat daring, semi-daring, maupun manual,” kata Hamid.
Psikolog Saskhya Aulia Prima mengapresiasi materi pelajaran pemerintah yang tak menekankan pada penuntasan kurikulum. Apalagi selama penerapan aturan jaga jarak banyak anak merasa tertekan. Selain mendapat tugas sekolah yang menumpuk, mereka kesal berhadapan dengan orang tua yang tak sesabar pengajar mereka di sekolah. Belum lagi banyak anak rindu pada suasana sekolah dan ingin bertemu dengan kawan-kawannya.
Ketua KPAI Susanto menjelaskan, rapat koordinasi digelar sebagai tindak lanjut pengaduan dan kajian atas program pembelajaran jarak jauh. Sejak program ini diterapkan, KPAI menerima 246 pengaduan dari anak ataupun wali siswa tingkat taman kanak-kanak hingga SMA. Pada saat yang sama, KPAI menggelar survei terhadap 1.700 siswa dan 575 guru yang tersebar di 54 kabupaten/kota di 20 provinsi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tips Mendikbud Nadiem Makarim untuk Guru agar Siswa Nyaman Belajar dari RumahMendikbud Nadiem Makarim meminta guru dan orang tua berkolaborasi menciptakan pembelajaran dari rumah yang menyenangkan bagi siswa. Kemendikbud
Baca lebih lajut »
Kultum Prof. Nasaruddin Umar: Agar Tak Teperdaya Iblis Berjubah MalaikatOrang yang mabuk dunia terkadang sulit membedakan mana iblis dan mana malaikat. Prof. Nasaruddin Umar mengingatkan agar manusia tak teperdaya.
Baca lebih lajut »
Pemerintah Menimbang Pelonggaran PSBB Agar Warga Tak StresPemerintah tengah menimbang untuk melonggarkan aturan PSBB atasi pandemi Covid-19 agar warga tak stres dan berujung menurunnya imunitas.
Baca lebih lajut »
5 Tips Agar Berat Badan Tak Pengaruhi Libido WanitaRasa tidak percaya diri akibat bentuk tubuh dan berat badan dapat mempengaruhi libido saat bercinta. Ini cara bagi yang merasa gemuk agar bisa lebih bergairah. via detikHealth
Baca lebih lajut »
Tips Ustaz Hanan Attaki Agar Main Sosmed Tak Kurangi Pahala PuasaMenjaga puasa Ramadhan salah satunya dengan menjaga lisan. Sekarang ini, lisan bukan hanya soal bicara, tapi juga di media sosial.
Baca lebih lajut »
Siswa tak Ada Ponsel Buat Belajar Daring, Guru Datangi Murid |Republika OnlineGuru di Batanghari datangi rumah siswa agar proses belajar tetap berjalan.
Baca lebih lajut »