Di AS dan Inggris, alat tes Covid-19 itu secara keliru menandai seseorang punya antibodi, padahal tidak.
Beberapa negara dilaporkan juga menunjukkan ketidakpuasan atas alat tes itu, yang kemudian mendapat sanggahan dari Beijing.
Pejabat setempat menerangkan, mereka hanya bisa mendapat akurasi lima persen. Sumber itu menerangkan, mereka menggunakan alat itu pada pasien yang sudah diketahui positif.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jubir COVID-19: Kena DBD dan COVID-19 Bersamaan Berisiko Fatal Bagi Pasien MudaJubir COVID-19 kembali meminta warga agar mewaspadai ancaman DBD di tengah pandemi COVID-19
Baca lebih lajut »
19 Pasien Sehat Disebut Positif, Lab COVID-19 Ditutup di IsraelKementerian Kesehatan Israel mengumumkan penutupan satu laboratorium pengujian virus corona COVID-19 pada Minggu 19 April 2020. Penyebabnya, laboratorium itu telah salah melakukan diagnosa terhadap 19 pasien.
Baca lebih lajut »
Dinkes Sebut Tak Ada Penambahan Kasus Covid-19 di Bantul |Republika OnlineKasus Covid-19 di Bantul yang dilaporkan per 20 April masih tetap tujuh orang positif
Baca lebih lajut »
Ada Jenazah Dimakamkan Cara Covid-19 Meski Tes Belum Keluar |Republika OnlineLangkah ini setelah ada pejabat meninggal dan belakang diketahui positif Covid-19.
Baca lebih lajut »
Pemkot Yogyakarta Bantah Ada Penolakan Pasien Sembuh Covid-19Dari hasil penelusuran, tidak ada penolakan terhadap dokter yang telah dinyatakan sembuh Covid-19.
Baca lebih lajut »
Tak Ada Penambahan Kasus Covid-19 Baru di Jatim |Republika OnlinePasien positif corona di Jawa Timur tetap 588 orang.
Baca lebih lajut »