49 Orang Positif Covid-19, Seluruh Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Diusulkan Tes Swab via tribunnews
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia , Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan langkah tersebut dilakukan guna mencegah penularan Covid-19 meluas di lingkungan pasar.
"Harusnya semua . Karena kemarin pak Wakil Gubernur bilang kalau tempat wisata dibuka semua yang memberikan pelayanan diperiksa," kata Tri saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Minggu .keluar, mereka sempat melakukan kontak dengan banyak orang., pegawai pasar, sopir yang mengirim sayur-mayur, hingga kuli angkut sehingga rentan menulari banyak orang.
"Yakinkan mereka aman, baru yang datang pakai masker. Kalau mereka enggak aman bisa jadi penular kepada banyak orang," ujarnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
49 Pedagang Pasar Induk Positif Covid-19, Wali Kota: Kalau Ditutup Muncul Masalah LainWali Kota Jakarta Timur M Anwar mengingatkan penutupan Pasar Induk Kramat Jati dapat memengaruhi pasokan pangan di Jabodetabek.
Baca lebih lajut »
Kasus 49 Pedagang Positif Covid-19, Pasar Induk Kramat Jati Tetap Buka dengan Jalankan Protokol KesehatanPasar Induk Kramat Jati tetap dibuka, meskipun 49 pedagang terinfeksi Covid-19. Penutupan pasar akan ganggu pasokan pangan di Jabodetabek.
Baca lebih lajut »
49 Pedagang Positif Covid-19, Pasar Induk Kramat Jati Tetap DibukaPihaknya belum mendapat keterangan tertulis terkait hasil pemeriksaan swab test pedagang Pasar Induk Kramat Jati.
Baca lebih lajut »
Ikappi: 19 Pasar Tradisional di DKI Ditemukan Kasus Covid-19Ikappi mencatat hingga hari ini sebanyak 19 pasar tradisional di DKI Jakarta ditemukan kasus positif Covid-19.
Baca lebih lajut »
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik 700 Orang dalam 19 Hari |Republika OnlineSumsel mencatat total kasus Covid-19 mencapai 1.721 orang.
Baca lebih lajut »
Data Pasien Covid-19 Diduga Bocor, Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi?Dugaan kasus kebocoran data kembali terjadi, kali ini pada data pasien Covid-19. Lantas, mengapa kebocoran data kerap kali terjadi?
Baca lebih lajut »