National Paralympic Committee (NPC) Indonesia mengirimkan 18 atlet untuk berlaga dalam INAS Global Games 2019 di Brisbane Australia, 1219 Oktober mendatang. Para atlet berasal dari cabang olahraga atletik, tenis meja, dan renang.
Para atlet NPC Indonesia yang akan diberangkatkan ke Australia untuk berlaga dalam INAS Global Games 2019 dan World Shooting Para Sport 2019. FOTO/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo- National Paralympic Committee Indonesia mengirimkan 18 atlet untuk berlaga dalam INAS Global Games 2019 di Brisbane Australia, 12–19 Oktober mendatang. Para atlet berasal dari cabang olahraga atletik, tenis meja, dan renang.
Wakil Sekjend NPC Indonesia Rima Ferdianto mengungkapkan, INAS Global Games merupakan organisasi internasional yang menaungi atlet atlet tuna grahita. Dalam kejuaraan itu, terdapat kategori untuk atlet yang memiliki IQ di bawah 75, down syndrome, dan autisme berat. “NPC Indonesia hanya mengirimkan atlet tuna grahita dengan kategori memiliki IQ di bawah 75. Sebab itu yang dipertandingkan dalam Paralympic Tokyo 2020,” kata Rima Ferdianto di markas NPC Indonesia di Kota Solo, Selasa .
Sedangkan untuk atlet dengan kategori down syndrome, dan autisme berat, NPC tidak mengirimkan karena tidak dipertandingkan di Paralympic. Terdapat sembilan cabang olahraga .Dengan mengikuti INAS Global Games, jika hasilnya bagus akan mendukung mereka ke Paralympic. Namun juga bisa sebagai ajang try out jika tidak tembus ke Paralympic.
Ketua NPC Indonesia Senny Marbun mengatakan, para atlet menembak diundang dalam kejuaraan world shooting para Sport di Sidney Australia karena memiliki point untuk masuk ke Paralypic Tokyo. “Tapi ini melengkapi, kalau bagus semakin dapat kesempatan ke Jepang,” ungkap Senny Marbun. Ia juga mengungkapkan bahwa semua alat alat yang purna di Asian Paragames Jakarta, semestinya masuk ke Solo karena milik NPC. “Tapi ada satu yang nggak masuk ke sini, yaitu menembak.
Pihaknya sangat membutuhkan alat itu. Sebab jika hanya mengandalkan target target saja, maka sulit untuk mengukur kemajuan menembak. “Kalau nanti di panggil Presiden ke istana, saya juga akan sampaikan persoalan ini,” ucapnya. Pihaknya sudah berupaya mengurus karena NPC sangat membutuhkan alat tersebut. Atlet menembak internasional, jika hanya mengandalkan target maka menilainya tidak bisa akurat. Namun jika memakai SIUS, maka yang menilai langsung komputer.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Viral Curhat Pria Mau Bunuh Diri karena Skripsi Gagal 18 Kali, Kini DiwisudaMuhammad Rafiq Izzat Zaidi viral setelah menceritakan kisahnya berjuang lulus kuliah setelah berkali-kali gagal dalam sidang skripsi. Seperti apa ceritanya? Simak di sini: Viral Mahasiswa via wolipop
Baca lebih lajut »
Krisis air bersih di Lebak meluas di 18 kecamatanBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten menyebutkan krisis air bersih terus meluas hingga di 18 kecamatan akibat ...
Baca lebih lajut »
Sunan Kuning Semarang Ditutup 18 Oktober 2019, Akan Ada SeremoninyaLokalisasi Sunan Kuning atau Resosialisasi Argorejo Semarang akan resmi ditutup pada 18 Oktober 2019. Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan sosialisasi terakhir jatuh pada hari ini. SunanKuning
Baca lebih lajut »
Mukomuko Kembali Terima Bantuan 18 Unit AlsintanPemkab Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tahun ini kembali menerima bantuan alat mesin pertanian (Alsintan). Bantuan Alsintan ini dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan). Kementan
Baca lebih lajut »
Polisi periksa 18 saksi kematian mahasiswa di KendariTim investigasi gabungan Mabes Polri dan Polda Sulawesi Tenggara telah memeriksa 18 orang saksi untuk mengungkap kematian dua orang mahasiswa Universitas Halu ...
Baca lebih lajut »
Kemenpora Ingin Humas K/L Ikut Gaungkan Persiapan Atlet OlimpiadeBerkaca dari Asian Games 2018, Staf Ahli Jonni optimistis atlet Indonesia bisa meraih prestasi di Olimpiade Tokyo 2020.
Baca lebih lajut »